Setiap hari jum'at adalah hari raya umat islam, tentunya kebanyakan orang tidak bekerja hari ini, di khususkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Tapi untuk anak-anak sekolah tetap melaksanankan proses belajar mengajar di sekolah. Maka dari itu kepala sekolah kami mengadakan kegiatan keagamaan setiap hari
jum'at pukul 07.30 - 08.00 berupa pengajian dan kuliah tujuh menit (kultum) yang disampaikan oleh ustadz pilihan tentunya. Diikuti oleh seluruh dewan guru dan staff, serta para siswa(i) SD Negeri Murung Asam. Bertempat di perpustakaan sekolah kami disambut antusias oleh murid - murid. Adapun beberapa tema yang sudah di bahas;
1. Pada Tanggal 03-11-2017 tentang
IKHLAS
Sesungguhnya,
manusia, siapapun dia akan celaka jika tidak beramal dengan niat yang tulus dan
hati yang ikhlas. Karena ikhlas adalah syarat mutlak diterimanya sebuah amal.
Betapa banyak ayat dan hadits yang menjelaskan akan pentingnya niat yang benar
dan mencela orang yang salah niatnya. Allah SWT. berfirman
وَقَدِمْنَا
إَلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَآءً مَّنْثُوْرًا
“Dan Kami
hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan)
debu yang beterbangan”. (QS. al-Furqan/25 : 23)
Jama’ah
Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah!!!
Para Imam terdahulu, seperti Imam Syafi’i, Ahmad bin Hambal, Ibnu Madini dan
yang lainnya telah bersepakat bahwa niat adalah sepertiga dari ilmu. Imam
Baihaqi memberikan suatu alasan tentang niat yang termasuk sepertiga dari ilmu
itu karena perbuatan manusia, senantiasa berhubungan dengan tiga unsur, yaitu:
1. Hati
2. Lisan
3. Anggota badan
2. Pada Tanggal 10-11-2017 tentang Bakti Kepada Orang Tua
Di antara bentuk bakti kepada orang tua yang bisa kita lakuakan adalah:
1. Berakhlak baik kepada orang tua. Misalnya dengan
berkata lembut dan merendahkan diri kepada orang tua. Bahkan jika mereka kafir
sekalipun. Seperti yang terjadi pada sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash, ibunya
memboikot diri tidak mau makan dan tidak mau minum selama dua hari dan dua
malam agar Sa’ad luluh dan kembali kepada kekafiran. Lalu Sa’ad mendatangi
ibunya dan berkata: “Wahai ibu, sekiranya engkau memiliki seratus nyawa lalu
keluar satu persatu di hadapanku, maka saya tetap tidak akan meninggalkan
agamaku. Makanlah jika engkau berkehendak atau tetap tidak mau makan” (Tafsir
al-Baghawi Juz 5/ 188)
2.
Menjaga hubungan silaturrahmi. Orang yang paling berhak untuk dijaga tali
silaturahminya adalah ibu dan ayah kita. Upayakan untuk memberi kebaikan dan
manfaat bagi mereka. Bahkan jika mereka kafir. Sebagaimana kisah Asma’ bin Abi
Bakar yang berkata: “Ibuku datang menengokku, padahal pada zaman Nabi, beliau
masih seorang wanita musyrik. Maka saya datang meminta fatwa Rasulullah SAW.
Saya bertanya: “Sesungguhnya ibuku telah mengunjungiku sedangkan ia punya
pengharapan. Apakah saya boleh menyambung hubungan dengan ibuku?” Beliau
menjawab: “Ya, jagalah hubungan dengan ibumu” (HR. Bukhari)
3. Mendoakan kedua orang tua. Rasulullah SAW. bersabda:
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِى الْجَنَّةِ فَيَقُوْلُ يَا رَبِّيْ أَنّٰى لِيْ هٰذِهٖ فَيَقُوْلُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla benar-benar mengangkat derajat seorang hamba
di surga. Lalu ia bertanya: “Ya Tuhanku, apa yang menyebabkanku demikian?”
Allah berfirman: “Karena istighfar anakmu untukmu” (HR. Ahmad)
4. Bersedekah untuk mereka
Bersedekan dengan niat dihadiahkan kepada orang tua yang telah meninggal, Insya
Allah akan sampai dan bermanfaat untuk mereka. Diceritakan dari sahabat Ibnu
‘Abbas RA. bahwa Sa’ad bin Ubadah RA. ditinggal mati ibunya saat ia tidak
berada di sisinya. Ia berkata:
يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ أُمِّيْ تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهٖ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ قَالَ فَإِنِّيْ اُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِيَ الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا
“Ya Rasulallah, Ibuku telah meninggal saat aku tidak berada di sisinya,
apakah bermanfaat baginya jika saya bersedekah sesuatu untuknya?” Beliau
menjawab: “Ya” Sa’ad berkata: “Maka saksikanlah, bahwa kebunku yang penuh buah
itu sebagai sedekah untuknya” (HR. Bukhari)
5. Menyambung hubungan baik dengan sahabat orang tua.
Rasulullah SAW. bersabda:
إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ اَهْلَ وُدِّ أَبِيْهِ
“Sesungguhnya termasuk berbakti yang paling baik
adalah seorang anak yang menyambung hubungan dengan keluaraga yang dikasihi
bapaknya” (HR. Muslim)
Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah.
Demikianlah beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk berbakti kepada orang
tua. Baik saat keduanya masih hidup maupun sudah meninggal. Semoga kita dapat
menjadi anak-anak saleh yang tahu berbakti kepada orang tua kita. Amin.
3. Pada tanggal 17-11-2017 tentang Shalat Berjama'ah
Banyak terdapat keutamaan dalam shalat berjama’ah. Di antara keutamaan
tersebut yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan ini adalah:
• Allah SWT. melipat gandakan pahalanya sampai dua puluh
tujuh derajat. Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW.:
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً
“Shalat berjama’ah itu lebih utama dari shalat sendirian sebanyak dua puluh
tujuh derajat”. (Muttafaqun ‘alaih).
• Untuk setiap langkah dari orang yang menuju shalat
berjama’ah, Allah akan mengangkatnya satu derajat (kemulyaan di akhirat) dan
menghapus satu dosanya.
فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وَأَتَى الْمَسْجِدَ لَايُرِيْدُ إِلَّا الصَّلَاةَ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ خَطِيْئَةً حَتّٰى يَدْخُلَ
الْمَسْجِدَ
“maka sesungguhnya seseorang dari kalian apabila ia berwudu dengan
memperbagus wudunya, lalu ia menuju masjid hanya karena ingin shalat
berjama’ah, maka setiap langkah yang ia langkahkan, Allah mengangkat satu
derajat kebaikan dan menghapus satu kesalahan sehingga ia memasuki masjid”.
(HR. Bukhari).
• Para malaikat senantiasa memohon rahmat untuknya selama ia
masih berada di tempat shalatnya dan belum berhadats. Sebagaimana lanjutan dari
hadits tadi:
وَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِيْ صَلَاةٍ مَا كَانَتْ تَحْبِسُهٗ وَتُصَلِّي يَعْنِيْ عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ مَا دَامَ فِيْ مَجْلِسِهِ الَّذِيْ يُصَلِّي فِيْهِ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهٗ اَللّٰهُمَّ ارْحَمْهُ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيْهِ
“dan apabila ia memasuki masjid di mana ia shalat, maka para malaikat memohon
rahmat untuknya selama ia masih berada di tempat shalat. Malaikat memohon “Ya
Allah, berilah ampunan untuknya, Ya Allah, berilah rahmat untuknya” selama ia
belum berhadats”. (HR. Bukhari)
• Shalat jama’ah adalah sarana bertemu langsung dengan Allah.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi SAW. bersabda, yang
artinya: “Barang siapa ingin bertemu dengan Allah nanti di hari kiamat sebagai
seorang muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat dan mengerjakannya waktu ia
mendengar suara azan”.
• Shalat berjama’ah juga sebagai sarana untuk tidak dikuasai
setan. Sebagaimana sabda Nabi SAW.:
مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِيْ قَرْيَةِ وَلَا بَدْوٍ لَأ تُقَامُ فِيْهِمُ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
“Tiada tiga orang pun di sebuah desa atau lembah yang tidak di adakan di
sana shalat berjama’ah, melaikan telah nyatalah bahwa setan telah menguasai
mereka. Karena itu jagalah shalat jama’ah, sebab srigala hanya memakan kambing
yang terpencil dari kawanannya”. (HR. An-Nasa’i)
Demikianlah beberapa hal yang bisa saya sampaikan tentang pentingnya shalat
berjamaah. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang menjaga shalat
berjama’ah. Amin.
4. Pada Tanggal 24-11-2017 tentang Hikmah Muharram dan Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW
M yang pertama adalah mencontoh.
1. Mencontoh
Maksudnya adalah meneladani akhlak rasul dalam
semua aspek kehidupan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-ahzab ayat 21.
“sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah
suri tauladan yang baik”.
M yang kedua yaitu mengubah
2. Mengubah
Perubahan seperti apakah yang dimaksud? Selaras
dengan nilai-nilai bulan muharram, perubahan yang dimaksud adalah Berhijrah
dari prilaku yg negative menjadi positif.
- Berhijrah dari yang tadinya malas belajar
menjadi rajin,
- Dari yang tidak pernah shalat menjadi shalat,
- Dan berhijrah dari jarang membaca quran jadi
rutin
M yang ketiga, hikmah dari muharram dan mauled
nabi Muhammad SAW adalah membiasakan.
3. Membiasakan
karena amalan yg rutin walau sedikit,
lebih disukai oleh Allah daripada amalan banyak yang sekaligus tapi jarang
dilakukan.
Contohnya adalah adalah Puasa as-syura,
apa itu puasa Assyura? teman, tau tidak..?
Bu guru.. apa sih puasa
assyura?
Puasa assyura adalah berpuasa pada tanggal 10 bulan
Muharram. Hadist riwat muslim menyebutkan:
”Puasa yang paling utama setelah (puasa)
Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram.”
4. Membaca Al-Qur’an dan hadits,
Dua wasiat dari rasul, atau bahasa kerennya:
S.O.P. (Standar Operational Prosedur) yang berlaku di segala
zaman, sebagai pedoman kita agar selamat di dunia dan akhirat.
5. Melantunkan shalawat pada Baginda Rasul,
Bagaimana caranya?
“shalatullah
salamullah, ala thaha rasulillah
shalaatullah
salamullah
ala yaasin habibillah”
Sebagai kesimpulan, dengan hikmah mauled nabi dan bulan
Muharram ini mudah-mudahan kita bisa mengaplikasikan 5 M tadi dalam kehidupan
sehari-hari.
M yang pertama yaitu Mencontoh,
M yang kedua Mengubah,
M yang ketiga adalah Membiasakan,
M yang keempat Membaca,
Dan M yang terkhir yaitu Melantunkan Shalawat kepada baginda
Rasul Muhammad SAW.